konsep dan prinip medikasi, macam macam medikasi dan prosedur pemberian medikasi
TUGAS KEPERAWATAN DASAR II
konsep dan prinsip medikasi, macam-macam
medikasi, dan prosedur pemberian obat

Dosen pembimbing :Ns. Lisavina juwita,
S.Kep,M.Kep
Disusun oleh:
Afri yunica
Aria guswanti
Boby m
Lenni pasaribu
M irpan verdyan
Novia rama zalni
Shan pebri joalia
Sonia ade putri
Risa diana hasti
Yola prima reza
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FORT
DE KOCK
BUKITTINGGI
Kata
pengantar
Puji
dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas konsp dan prinsip medikasi, macam-macam
medikasi dan prosedur pemberian obat secara enteral maupun parenteral.
Makalah ini dibuat
dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu,saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Bukittinggi
, 11 Mei 2017
penyusun
Daftar
isi
cover
Kata pengantar
.......................................................................................................................
2
Daftar isi
.............................................................................................................................
3
Bab I Pendahuluan
A.
Latar belakang
.........................................................................................................
4
B.
Rumusan masalah
...................................................................................................
4
C.
Tujuan
....................................................................................................................
5
Bab II Pembahasan
A.
Konsep dan prinsip medikasi
1. Pengertian
medikasi ...........................................................................................
6
2. Standar
obat
......................................................................................................
6
3. Reaksi
obat
........................................................................................................
6
4. Dosis
obat
..........................................................................................................
8
5. Efek
obat
...........................................................................................................
8
6. Reaksi
pemberian obat ......................................................................................
8
7. Teknik
pemberian obat ......................................................................................
8
8. Prinsip
pemberian obat .....................................................................................
12
B.
Macam macam medikasi
1. Macam
macam jenis obat ...............................................................................
14
2. Macammacam
bentuk obat
.............................................................................
15
C.
Prosedur
pemberian medikasi
1. Prosedur
pemberian obat oral ...........................................................................
18
2. Pemberian
obat melalui IV
...............................................................................
20
3. Pemberian
obat melalui IC ...............................................................................
22
4. Pemberian
obat melalui SC
..............................................................................
24
5. Pemberian
obat melalui IM
...............................................................................
25
6. Pemberian
obat melalui Topikal
....................................................................... 26
7. Pemberian
obat melalui supositoria
.................................................................. 28
Bab III penutup
A.
Kesimpulan ..........................................................................................................
30
B.
Saran
.....................................................................................................................
30
Daftar pustaka
...................................................................................................................
31
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Salah satu tugas terpenting dari seorang perawat
adalah memberikan obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat
utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah klien. Obat bekerja
menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat walaupun obat menguntungkan klien
dalam banyak hal. Beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau
berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan.
Seorang medis memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan
efek samping yang di timbulkan,
memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien,dan membantu klien
menggunakan dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.Adapun rute pemberian obat di bedakan atas beberapa rute antara lain
secara oral, parenteral, pemberian topical, inhalasi dan intraokuler. Rute
pemberian obatdipilih berdasarkan kandungan obat dan efek yang di
inginkan juga kondisi fisik danmental klien
Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena
diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan
gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan
obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh
sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan
sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat
(Anonim,2005).
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Memahami
konsep dan prinsip medikasi
2. Memahami
macam-macam obat
3. Memahami
prosedur pemberian obat
C. Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas keperawatan dasar II tentang medikasi
2. Untuk
mengetahui macam macam bentuk obat dan prosedur pemberian obat
3. Untuk
mengetahui bahaya Obat.
4. Menambah
dan meningkatkan wawasan tentang obat.
Bab II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
dan prinsip medikasi
1.
Pengertian medikasi
Medikasi
adalah cara utama terapi yang diprogramkan oleh medis untuk mengobati masalah
kesehatan atau masalah klien. Meskipun obat menguntungkan, Obat bukan tanpa
reaksi merugikan. Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keamanan
dalam pemberian medikasi serta pemantauan hasil khusus obat (Perry, 2005).
Obat
merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang
terjadi di dalam tubuh (Kusyanti, 2012).
2.
Standar obat
Obat yang
digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan persyaratan obat
diantaranya :
a)
Kemurnian ,suatu keadaan yang dimiliki obat karena
unsur keasliannya
b)
Tidak ada percampuran
c)
Standar potensi yang baik
d)
Memiliki bioavailabilitas berupa keseimbangan obat
e)
Keamanan obat dan keefektivitasan obat
Standar-standar tersebut harus
dimiliki obat agar menghasilkan efek yang baik akan obat itu sendiri.
3.
Reaksi obat
1)
Farmakokinetik
Proses obat memasuki tubuh dan pada
akhirnya akan keluar dari tubuh.proses ini terdiri dari
absorpsi,distribusi,metabolisme,dan ekskresi obat dari tubuh manusia.setiap
obat mempunyai karakteristik khusus dalam kecepatan dan bagaimana obat tersebut
akan diserap oleh jaringan,kemudian dihantarkan pada sel-sel tubuh dan berubah
menjadi zat yang tidak berbahaya bagi tubuh yang akhirnya keluar dari tubuh
kita.
a)
Absorpsi
Proses zat-zat dari obat masuk
kedalam aliran/pembuluh darah. cara pemberian berdampak pada kecepatan dan
keseluruhan bagian obat yang akan diserap tubuh.
b)
Distribusi
Proses pengiriman zat-zat dalam obat
kepada jaringan dan sel-sel target.Proses dipengaruhi oleh sistem sirkulasi
tubuh,jumlah zat obat yang dapat terikat dengan protein tubuh serta jaringan
atau sel tujuan dari obat tersebut
c)
Metabolisme
Proses diaktivasi /detoksifikasi
zat-zat obat didalam tubuh.Proses ini terutama berlangsung didalam hepar,namun
juga berlangsung didalam ginjal,plasma darah,mukosa,usus,dan paru-paru.Gangguan
pada fungsi hepar adalah penurunan fungsi hepar akibat penuaan atau penyakit
dapat mempengaruhi kecepatan detoksifikasi obat yang berlangsung didalam tubuh.
d)
Ekskresi
Adalah proses mengeluarkan obat
atau zat-zat sisa metabolismenya dari dalam tubuh. Ginjal berfungsi untuk
mengeluarkan sebagian besar sisa metabolisme tersebut, sebagian yang lain
dikeluarkan melalui paru-paru dan intestinal. Penurunan fungsi ginjal akan
sangat berpengaruh buruk pada proses ini.
2)
Farmakodinamik
Adalah proses yang berhubungan
dengan fungsi fisiologis dan biokimia dari obat didalam tubuh. Pemahaman
tentang proses ini sangat membantu perawat untuk mengevaluasi efek terapeutik
dan efek lainnya dari pengobatan. Reaksi kerja obat adalah hasil dari reaksi
kimia antara zat-zat obat dengan sel-sel tubuh untuk menghasilkan respon
biologis tubuh. Kebanyakan obat bereaksi dengan komponen sel untuk menstimulasi
perubahan biokimia dan fisiological sehingga obat menjadi efektif bagi tubuh.
Reaksi ini dapat terjadi secara
lokal maupun sistemik didalam tubuh. Contohnya adalah efek lokal terlihat
terjadi pada pemberian obat topikal pada kulit. Sedangkan pada pemberian obat
analgesik, efeknya akan meliputi beberapa sistem, termasuk diantaranya yaitu
sistem saraf (efek sedatif), paru-paru (depresi pernafasan), gastrointenstinal
(konstipasi) walaupun efek yang diharapkan adalah pereda nyeri. Efek medikasi
dapat dimonitor melalui perubahan klinis yang terjadi pada kondisi klien.
4. Dosis obat
Dosis obat adalah jumlah atau
takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu
penyakit atau gejala sakit.Jika dosis terlalu rendah (under dose) maka efek
terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek
toksik/keracunan bahkan sampai kematian.
5.
Efek obat
Ada 3 efek
obat yang sangat perlu untuk diperhatikan oleh perawat, yakni
1)
Efek
teurapeutik
Obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki
efek pengobatan) dan lain-lain.
2)
Efek
samping.
Dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan
dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit
nitrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
3)
Efek toksik
Umumnya efek toksik terjadi
setelah klien minum obat berdosis tinggi dalam jangka waktu lama
6.
Reaksi pemberian obat
1)
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas terjadi
bila klien sensitif terhadap efek dari pengobatan yang dilakukan. Hal ini dapat
terjadi bila dosis yang diberikan lebih dari kebutuhan klien sehingga
menimbulkan efek lain yang tidak diinginkan.
2)
Toleransi
Adalah reaksi yang terjadi ketika klien mengalami
penurunan respon / tidak berespon terhadap obat yang diberikan, dan membutuhkan
penambahan dosis obat untuk mencapai efek terapi yang diinginkan. Beberapa zat
yang dapat menimbulkan toleransi terhadap obat adalah nikotin, etil alkohol,
opiat dan barbiturat.
3)
Reaksi alergi
Adalah akibat dari respon imunologik
terhadap medikasi. Tubuh menerima obat sebagai benda asing, sehingga tubuh akan
membentuk antibodi untuk melawan dan mengeluarkan benda asing tersebut.
Akibatnya akan menimbulkan gejala / reaksi alergi yang dapat berkisar dari
ringan sampai berat. Reaksi alergi yang ringan diantaranya adalah gatal-gatal
(urtikaria), pruritus, atau rhinitis, dapat terjadi dalam hitungan menit sampai
dengan 2 minggu pada klien setelah mengkonsumsi obat.
4)
Toksisitas
Reaksi yang terjadi karena dosis berlebih atau penumpukkan
zat dalam darah akibat dari gangguan metabolisme atau ekskresi. Keracunan obat
dapat mengakibatkan kerusakan pada
fungsi organ. Hal yang umum terjadi adalah nefrotoksisitas (ginjal),
neurotoksisitas (otak), hepatotosisitas (hepar), imunotoksisitas (sistem imun),
dan kardiotoksisitas (jantung).
5) Interaksi antar obat
(reaksi inkompabilitas obat)
Hal ini terjadi ketika efek dari
suatu obat terganggu akibat adanya obat lain atau makanan yang mempengaruhi
kerja obat didalam tubuh. Interaksi ini dapat berbentuk saling menguatkan efek
terapi dari obat atau saling bertentangan dengan efek terapi. Kadang-kadang
makanan dapat juga mempengaruhi reaksi obat, contohnya adalah deaktivasi
antibiotik tetrasiklin akibat makanan yang berasal dari produk susu.
7. Teknik
pemberian obat
a)
Enteral
Cara pemberian obat memalului dengan tujuan mencegah, mengobati,mengurangi
rasa sakit sesuai efek terapi dari jenis obat Seperti :
·
Sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah
lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena
pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.
Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan
terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di
dinding usus dan hati dapat dihindari.
·
Bukal
Keuntungan : praktis, aman, dan
ekonomis
Kelemahan : efek yang tibul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna
sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika
rasanya pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna.
b)
Parenteral
Penggunaan parenteral digunakan
untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran cerna, dan untuk obat seperti
insulin yang tidak stabil dalam saluran cerna. Pemberian parenteral juga
digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang
memerlukan kerja obat yang cepat.
1) Intravena (IV)
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah
vena waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.
Pemberian obat yang dilakukan melalui vena, diantaranya vena mediana
cubiti/cephalika (lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher),
dan vena frontalis/temporalis (kepala). Pemberian obat intravena bisa secra
langsung, bisa melalui wadah cairan intravena,ataupun melalui selang intravena.
Tujuan :
Memasukkan obat secara cepat,Mempercepat penyerapan obat Lokasi yang
digunakan untuk penyuntikan
2) Intramuskular (IM)
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan
subcutan Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis),
ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa
otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf. Pemberian obat
secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air yang menentukan
kecepatan dan kelengkapan absorpsi obat.
3) Subkutan (SC)
Subcutan Pemberian obat secara subkutan adalah
pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan
konektif atau lemak di bawah dermis,Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya
dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar
gula darah.
4)
Intracutan
(IC)
Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan
kulit,Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di
bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan
bagian ventral. intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh
terhadap obat yang disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat
(dengan skin test), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes).
c)
Inhalasi
inhalasi memberikan pengiriman obat
yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru,
yang menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian
obat secara intravena. Rute ini efektif dan menyenangkan penderita-penderita
dengan keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis
karena obat diberikan langsung ke tempat kerja dan efek samping sistemis
minimal.
d)
Intranasal
Desmopressin diberikan
secara intranasal pada pengobatan diabetes insipidus; kalsitonin insipidus;
kalsitonin salmon, suatu hormon peptida yang digunakan dalam pengobtana
osteoporosis, tersedia dalam bentuk semprot hidung obat narkotik kokain, biasanya
digunakan dengan cara mengisap.
e)
Intratekal/ intraventrikuler
Kadang-kadang perlu untuk
memberikan obat-obat secara langsung ke dalam cairan serebrospinal, seperti
metotreksat pada leukemia limfostik akut.
f)
Topikal
Pemberian secara topikal digunakan
bila suatu efek lokal obat diinginkan untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol
diberikan dalam bentuk krem secara langsung pada kulit dalam pengobatan
dermatofitosis dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam mata untuk
mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.
g)
Transdermal
Rute pemberian ini mencapai efek
sistemik dengan pemakaian obat pada kulit, biasanya melalui suatu “transdermal
patch”. Kecepatan absorbsi sangat bervariasi tergantun pada sifat-sifat fisik
kulit pada tempat pemberian. Cara pemberian obat ini paling sering digunakan
untuk pengiriman obat secara lambat, seperti obat antiangina, nitrogliserin.
h)
Rectal
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan
sistemik.Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah
feses dan merangsang buang air besar.
i)
Pemberian Obat Melalui Vagina
merupakan
pemberian obat yang dilakukan dengan cara memasukkan obat melalui vagina yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks.
8.
Persiapan pemberian obat
Ada 12 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 12 benar
Tetapi yang umumnya dipakai minimal
6 benar.
1) Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat
penyimpanan.
2) Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi
alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet
dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
3) Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor
register, alamat dan program pengobatan pada pasien.
4) Benar cara pemberian obat
Cara pemberian obat
yaitu metode atau rute memberikan obat yang disesuaikan dengan jenis obat, efek
obat yang diharapkan dan keadaan pasien.
5) Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang dprogramkan ,
karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari
obat.
6) Benar pendokumentasian
Pendokumentasian harus
sesuai dengan apa yang telah diimplementasikan beserta reaksi setelah obat
diberikan
7) Benar pendidikan perihal kesehatan
Perawat harus memberikan penjelasan tentang prosedur, fungsi dan efek dari
pemberian obat dengan benar.
8) Benar hak pasien untuk menolak
Perawat tidak boleh memaksakan pemberian terapi obat kepada pasien apabila
pasien menolak diberikan obat.
9) Benar pengkajian
Sebelum maupun sesudah
diberikan obat harus dilakukan pengkajian dengan benar, sehingga pemberian
terapi sesuai dengan apa yang dibutuhkan klien.
10) Benar Evaluasi
Lakukan pemantauan pasien setelah diberikan obat. Untuk menghindari
terjadinya efek samping yang tidak diinginkan dari obat yang diberikan.
11) Benar reaksi terhadap makanan
Ada beberapa jenis obat yang bereaksi dengan beberapa jenis makanan,
misalnya obat pemacu jantung yang dapat menimbulkan efek reaksi berlebihan
apabila diberikan dengan kopi atau teh.
12) Benar reaksi dengan obat lain
Kaji saat memberikan beberapa jenis obat sekaligus dalam waktu yang
bersamaan. Biasanya obat yang satu dengan yang lainnya menimbulkan efek saling
menguatkan atau bahkan saling meniadakan
B.
Macam-macam
medikasi
1.
Macam-macam jenis obat
a) Obat bebas
Obat
bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai
dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat
disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi ,
dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik
serta cara penyimpanannya.
b) Obat bebas terbatas
Obat
yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh
penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap
takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran
hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda
peringatan P. No.1 sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur
yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta
jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama
dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan
serta kontraindikasi.
c) Obat keras
Obat
keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada
bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah
yang didalamnya terdapat huruf "K" yang menyentuh lingkaran hitam
tersebut. Termasuk juga semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang
digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan maupun dengan cara
pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.
d) Obat Narkotika dan Psikotropika
Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan.
Psikotropika
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2.
Macam macam bentuk obat
Macam- macam bentuk obat serta
tujuan penggunaannya antara lain adalah sebagai berikut:
a)
Pulvis
(Serbuk)
Merupakan campuran kering bahan
obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar.
b)
Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi dalam
bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum.
c)
Tablet
(Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak
dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa bahan tambahan.
·
Tablet Kempa : paling banyak digunakan,
ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
·
Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan
tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
·
Tablet Trikurat : tablet kempa atau
cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
·
Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan
yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan
injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
·
Tablet Sublingual : dikehendaki efek
cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
·
Tablet Bukal : digunakan dengan
meletakkan di antara pipi dan gusi.
·
Tablet Efervescen : tablet larut dalam
air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada
etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
·
Tablet Kunyah : cara penggunaannya
dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak
meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
d) Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil
mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah
jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada
seduhan jamu.
e) Kapsulae(Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul
yaitu:
·
Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
·
Menghindari kontak langsung dengan udara
dan sinar matahari
·
Lebih enak dipandang dan mudah ditelan
·
Dapat untuk 2 sediaan yang tidak
tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan
kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam
kapsul yang lebih besar.
f) Solutiones (Larutan)
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena
bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam
golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal
(kulit).
g) Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain:
suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada
kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik,
suspensi sirup kering.
h) Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase
cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
i)
Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang
berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
j)
Extractum
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku
yang ditetapkan.
k) Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15
menit.
l)
Immunosera
(Imunoserum)
Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas
yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin
kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
m) Unguenta (Salep)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan
setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
n) Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,
umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
·
Penggunaan lokal >> memudahkan
defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
·
Penggunaan sistemik >> aminofilin
dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk
sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.
o) Guttae (Obat Tetes)
Merupakan
sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang
disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain:
Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes
telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
p) Injectiones (Injeksi)
Merupakan
sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang
tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
C.
Prosedur
pemberian medikasi
1. Prosedur
pemberian obat oral
a) Alat
dan bahan
·
Baki berisi obat
·
Kartu atau buku berisi rencana
pengobatan
·
Pemotong obat (bila diperlukan)
·
Martil dan lumpang penggerus (bila
diperlukan)
·
Gelas pengukur (bila diperlukan)
·
Gelas dan air minum
·
Sedotan
·
Sendok
·
Pipet
·
Spuit sesuai ukuran untuk mulut
anak-anak
b) Prosedur
kerja
1) Siapkan
peralatan dan cuci tangan
2) Kaji
kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3) Periksa
kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4) Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca
perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan)
5) Siapkan
obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis
yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk
menjaga kebersihan obat).
a) Tablet
atau kapsul
·
Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam
mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
·
Gunakan alat pemotong tablet bila
diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
·
Jika klien mengalami kesulitan menelan,
gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus,
kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum
menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat
mempengaruhi daya kerjanya.
b) Obat
dalam bentuk cair
·
Kocok /putar obat/dibolak balik agar
bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna
atau menjadi lebih keruh.
·
Buka penutup botol dan letakkan
menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
·
Pegang botol obat sehingga sisa labelnya
berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah
obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa
dibaca dengan tepat.
·
Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam
mangkuk obat berskala.
·
Sebelum menutup botol tutup usap bagian
tutup botol dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka
kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
·
Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit,
kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
·
Berikan obat pada waktu dan cara yang
benar.
2. Pemberian
obat melalui intra vena
a) Alat
·
Buku catatan pemberian obat atau kartu
obat
·
Kapas alkohol
·
Sarung tangan
·
Obat yang sesuai
·
Spuit 2 ml – 5 ml
·
Bak spuit
·
Baki obat
·
Plester
·
Perlak pengalas
·
Pembendung vena (torniquet)
·
Kassa steril (bila perlu)
·
Bengkok
b) Prosedur
kerja
1) Cuci
tangan
2) Siapkan
obat dengan prinsip 6 benar
3) Salam
terapeutik
4) Identifikasi
klien
5) Beritahu
klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
6) Atur
klien pada posisi yang nyaman
7) Pasang
perlak pengalas
8) Bebaskan
lengan klien dari baju atau kemeja
9) Letakkan
pembendung
10) Pilih
area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
11) Pakai
sarung tangan
12) Bersihkan
area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari
arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode
ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
13) Pegang
kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
14) Buka
tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan
dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak
bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan
pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
15) Rendahkan
posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
16) Lakukan
aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan
menarik plunger.
17) Observasi
adanya darah pada spuit
18) Jika
ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
19) Keluarkan
jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
20) Tutup
area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
21) Kembalikan
posisi klien
22) Buang
peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
23) Buka
sarung tangan
24) Cuci
tangan
25) Dokumentasikan
tindakan yang telah dilakukan
3. Pemberian
obat melalui intra cutan
a. Alat
·
Spuit dan jarum steril (spuit 1 cc,
jarum nomor 25,26,27)
·
Obat yang diperlukan (vial atau ampul)
·
Bak spuit steril
·
Kapas alkohol (kapas air hangat untuk
vaksinasi)
·
Kassa steril untuk membuka ampul (bila
perlu)
·
Gergaji ampul (bila perlu)
·
2 bengkok (satu berisi cairan
desinfektan)
·
Pengalas (bila perlu)
·
Sarung tangan steril
·
Daftar / formulir pengobatan
b. Prosedur
kerja
1) Cek
instruksi / order pengobatan
2) cuci tangan
3) Siapkan
obat, masukan obat dari vial atau ampul dengan cara yang benar
4) Identifikasi
klien (mengecek nama)
5) Beritahu
klien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya
6) Bantu
klien untuk posisi yang nyaman dan rileks (lengan bawah bagian dalam, dada
bagian atas, punggung dibawah scapula)
7) Membebaskan
area yang akan disuntik dari pakaian
8) Pilih
area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa, nyeri tekan, jaringan
parut, kemerahan / inflamasi, gatal)
9) Memakai
sarung tangan
10) Membersihkan tempat penyuntikan dengan
mengusap kapas alkohol atau kapas lembab dari tengah keluar secara melingkar
sekitar 5 cm, menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi
11) Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara
tegak lurus sambil menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
12) Pegang spuit dengan salah satu tangan yang
dominan antara ibu jari dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap
kebawah
13) Pegang erat lengan klien dengan tangan kiri,
tegangkan area penyuntikan
14) Secara hati - hati tusuk / suntikan jarum
dengan lubang menghadap keatas, sudut 15' pada epidermis kemudian diteruskan
sampai dermis
15) Raih pangkal jarum dengan ibu jari tangan kiri
sebagai fiksasi, lalu dorong cairan obat. akan timbul tonjolan dibawah
permukaan kulit
16) Cabut spuit / jarum, usap secara pelan area
penyuntikan dengan kapas alkohol / kapas lembab tanpa melakukan massage
17) Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan
kap nya (guna mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara benar
18) Melepas sarung tangan dan merapihkan pasien
19) Membereskan alat - alat
20) Mencuci tangan
21) Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan
(dosis, waktu, cara) pada lembar obat atau catatan perawat
22) Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30
menit)
4. Pemberian
obat melalui sub cutan
a) Alat
·
Spuit
1 cc dengan jarum 24G
·
Kapas,
alkohol spray 70%
·
Kupet
injeksi
·
Perlak
·
Obat
yang dibutuhkan
·
Bengkok
·
Sarung
tangan bersih
·
Catatan
pemberian obat injeksi
·
Alat
tulis
b) Prosedur
kerja
1) Lakukan verifikasi program terapi (
benar pasien, obat, dosis, waktu, tempat injeksi )
2) Siapkan Alat
3)
Beri salam dan jelaskan tindakan
yang akan dikerjakan pada pasien / keluarga.
4) Pakai sarung tangan bersih.
5) Masukkan obat ke dalam spuit sesuai
program dokter.
6) Perhatikan prinsip 6 benar
7) Tentukan daerah yang akan diinjeksi
dan lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol.
8) Masukkan jarum dengan posisi 90°
bila memakai jarum kecil (panjangnya 1 cm), atau dibawah 45° bila memakai jarum
yang lebih panjang.
9) Lakukan aspirasi dan pastikan jarum
tidak masuk ke pembuluh darah.
10) Masukkan obat dengan perlahan-lahan.
11) Observasi kondisi/reaksi pasien.
12) Cabut jarum dan desinfeksi kulit dengan
alkohol.
13) Rapikan pasien dan alat-alat.
14) Buka sarung tangan.
15) Cuci tangan.
16) Dokumentasikan pada catatan
pemberian obat injeksi.
5. Pemberian
obat melalui intramuskular
a) Alat
dan bahan
·
Catatan pemberian obat
·
Obat dalam tempatnya
·
Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
·
Kapas alkohol dalam tempatnya
·
Cairan pelarut
·
Bak injeksi
·
Bengkok
b) Prosedur
kerja
1) Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci
tangan
3) Ambil
obat dan masukan ke dalam spuit sesuai dengan dosis, kemudian letakkan kedalam
bak injeksi
4) Periksa
tempat yang akan dilakukan penyuntikkan
5) Desinfeksikan
dengan kapas alkohol
6) Lakukan
penyuntikan:
·
Pada daerah paha(vestuslateralis) 1/3
bagian lateral arah ke pangkal paha.
·
Pada ventrogluteal (posisi klen
telungkup,bagian bokong dibagi menjadi 4, daerah injeksi adalah ¼ bagian atas
luar)
·
Pada dorsogluteal ( posisi sim kiri ,
ibu jari di trochhanter mayor ,telunjuk di SIAS, jari tengah menjauhi telunjuk
sejauh mungkin, area injeksi adalah daerah “V” yaitu anatara jari telunjuk dan
jari tengah)
·
Pada deltoid (lengan atas) dengan
meminta pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi (1/3 bagian atas lateral)
7) Lakukan
penusukkan dengan jarum dengan posisi tegak lurus.
8) Setelah
jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara
perlahan sehingga habis.
9) Setelah
selesai ambil spuit dengan menarik spuitdan tekan daerah penyuntikkan dengan
kapas alkohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan di bengkok.
10) Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan
11) Catat
prosedur dan reaksi pemberian.
6. Pemberian
obat topikal
Ø Pada
kulit
a) Alat
dan bahan
·
Obat dalam tempatnya losion, krim,
spreai, aerosol, dan bubuk
·
Kain kasa
·
Kertas tissue
·
Balutan
·
Pengalas
·
Air sabun dan air hangat
b) Prosedur
kerja
1) Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci
tangan
3) Gunakan
sarung tangan
4) Bersihkan
daerah yang akan diberi obat dengan air hangat atau air sabun
5) Berikan
obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian, seperti mengoleskan,
mengompres.
6) Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan.
7) Catat
prosedur dan respon pasien.
Ø Pada
mata
a) Alat
dan bahan
·
Obat dalam tempatnya(tetes steril atau
salep)
·
Plester
·
Kain kasa
·
Kertas tisu
·
Balutan
·
Sarung tangan
·
Air hangat atau kapas pelembab
b) Prosedur
kerja
1) Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci
tangan
3) Atur
posisi pasien dengan kepala menengadah dan posisi perawat disamping kanan
pasien
4) Gunakan
sarung tangan
5) Bersihkan
daerah kelopak
Dan bulu mata dengan kapas
lembab(atau tissu)dari sudut luar mata kearah hidung bila sangat kotor basuh
dengan air hangat
6) Buka
mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunaakan ibu jari atau jari
telunjuk di atas tulang orbita
7) Teteskan
obat mata diatas sakus konjungtiva sesuai dosis.Minta pasien untuk menutup mata
dengan perlahan ketika menggunakan tetes mata. Bila menggunakan obat mata jenis
salep,pegang aplikator di atas tepi kelopak mata.Kemudian tekan tub hingga obat
keluar dan berikan pada kelopak mata bawah setelah selesai anjurkan pasien
untuk melihat kebawah secara bergantian,berikan obat pada kelopak mata bagian
atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggosok kelopak mata
8) Tutup
mata dengan kassa bila perlu
9) Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan
10) Catat
prosedur dan respon pasien
Ø Pada
telinga
a) Alat
dan bahan
·
Obat dalam tempatnya
·
Penetes
·
Spekulum telinga pinset anatomi dalam tempatnya
·
Plester
·
Kain kassa
·
Kertas tissu
·
Balutan
b) Prosedur
kerja
1) Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci
tangan
3) Atur
posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri sesuai dengan daerah
yang akan diobati upayakan telinga pasien ke atas
4) Luruskan
lubang telinga dengan menarik daun telinga keatas atau kebelakang
5) Bila
obat berupa tetes,teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegah terhalang
oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis,bila obat berupa salep,
ambil kapas lidi dan oleskan salep.Kemudian masukkan/oleskan pada liang telinga
6) Pertahankan
posisi kepala selama 2-3 menit
7) Tutup
telinga dengen balutan dan plester(bila perlu)
8) Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan
9) Catat
prosedur dan respon pasien
7. Pemberian
obat supositoria
a) Alat
dan bahan
·
Obat supositorium dalam tempatnya
·
Sarung tangan
·
Kain kassa
·
Vaselin/jeli/pelumas
·
Kertas tissu
b) Prosedur
kerja
1) Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci
tangan
3) Gunakan
sarung tangan
4) Buka
pembungkus obat dan pegang dengan kain kassa
5) Olesi ujung obot supositorium dengan pelumas
6) Minta
pasien mengambil posisi tidur miring lalu regangkan bokong dengan perlahan
melalui anus,sfingter interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm
pada orang dewasa,dan kurang lebih 5 cm pada anak/bayi
7) Setelah
selesai,tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tissue
8) Anjurkan
klien untuk tetap baring terlentang atau miring selama kurang lebih 15 menit
9) Kemudian
lepaskan sarung tangan dan letakkan dibengkok
10) Cuci
tangan setelah melakukan tindakan
11) Catat
prosedur dan respon pasien
Bab
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
obat merupakan komponen yang penting
karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan
gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan
obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat.
Sebagai perawat, perlu
kita ketahui dan selalu diingat bahwa dalam pemberian obat dilakukan dengan
akurat oleh perawat. Karena kita tahu bahwa yang kita hadapi adalah manusia
(makhluk hidup) bukan mesin, karena apabila dalam pemberian obat salah itu akan
berakibat fatal. Untuk itu Perawat menggunakan “lima” benar pemberian obat
untuk menjamin pemberian obat yang benar, yaitu :
·
Benar obat
·
Benar dosis
·
Benar pasien
·
Benar cara pemberian
·
Benar waktu pemberian
Dalam materi ini saya akan berbagi ilmu
atas apa yang sudah saya ketahui tentang macam- macam cara pemberian obat,
yaitu :
1) Pemberian obat oral
2)
Pemberian injeksiPemberian secara intracutan (IC)
3)
Injeksi intravenaInjeksi subcutan (SC)
4)
Intramuscular (IM)
5)
Obat topikal
6)
Inhalasi
7)
Transdermal
8)
Trantekal
B. Saran
Pembaca
diharapkan mampu mempelajari setiap materi yang sudah dijelaskan dan dipahami
dan mahasiswa mampu menerapkan atau mengaplikasikan materi tersebut.
Daftar
isi
·
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Buku saku praktikumKebutuhan Dasar Manusia,
Jakarta: Salemba Medika
Play Live Sports Betting on Vimeo
BalasHapusVimeo's short videos are also great for betting on sports. You can also find a collection of free Vimeo videos from famous sports youtube converter to mp3 like Rating: 3.7 · 22 votes
JT-16 (Casino) - Hotel-Casino-Dublin - JtmHub
BalasHapusJT-16 안산 출장안마 Casino has 596 공주 출장안마 rooms 포항 출장안마 and 세종특별자치 출장마사지 suites. Read our review about the rooms and suites, banking methods, games, 사천 출장안마 amenities and contact.